(Foto: Daniel/ Humas) |
Rombongan disambut di Agritek dan
kemudian beranjak ke Café Daun, Jatim Park 2, Batu. Hadir pula dalam rombongan
tersebut beberapa anggota DPR RI.
Dalam sambutannya itu pula Wakil
Walikota Batu menyampaikan bahwa kepariwisataan di Kota Batu akan terus
dikembangkan dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kelestariannya. Salah
satu rencana pengembangannya yang mana
hal ini dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak JTP Group adalah
pengembangan desa wisata Kungkuk, dan desa wisata-desa wisata lainnya.
Masing-masing desa wisata akan dikembangkan dengan kekhasannya masing-masing,
yang tidak akan kalah dengan obyek wisata luar negeri. Rencana pengembangan
selanjutnya yang juga akan melibatkan JTP Group di antaranya taman bunga
(Pandanrejo, Bumiaji), Dino Park (Beji), Asian Culture Park, Museum
Transportasi. Hal ini mengacu pada komitmen Kota Batu untuk menjadi Kota wisata
berbasis Kepariwisataan Internasional. Mengenai permasalahan infrastruktur
khususnya jalan dan transportasi yang mengikuti efek makin berkembangnya
kepariwisataan, akan diupayakan untuk mengatasinya, dan saat ini sedang dibahas
mengenai pengembangan pengelolaan bandara Abdulrahman Saleh oleh pihak Kota
Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu untuk mengatasi permasalahan
transportasi. Terkait dengan pengembangan jalan di Kota Batu, masih terkendala
karena sebagian besar lahan yang diperlukan berupa hutan. Oleh karena itu
diharapkan kerjasama dan dukungan dari pihak Kementerian Kehutanan dalam upaya
mengatasi permasalahan Kota Batu tersebut.
Terhadap upaya pengembangan
kepariwisataan di Kota Batu, khususnya pengembangan Lembaga Konservasi Jawa
Timur Park, pihak Kementerian Kehutanan memberikan respon positif karena
pemeliharaan terhadap satwa yang bagus, serta penataan tempat yang menarik.
Kementerian berharap agar pemeliharaan satwa tetap dan selalu memperhatikan
kaidah-
kaidah. Ditekankan bahwa satwa-satwa
yang dilindungi adalah milik Negara meskipun pemeliharaannya dilakukan oleh
orang per orang atau pun lembaga konservasi. Dengan kenyataan seperti itu,
bilamana satwa tidak diperlakukan tidak semestinya, tidak sesuai kaidah, Negara
berhak untuk mengambil alih satwa yang dipelihara tersebut untuk dipindah ke
lembaga konservasi lain. Di akhir sambutan, Menteri Kehutanan berharap Lembaga
Konservasi Jawa Timur Park bisa terus berkembang sehingga bisa benar-benar
menjadi sarana hiburan, edukasi, serta pelestarian satwa-satwa.
Di sela acara kunjungan tersebut,
diserahkan bantuan secara simbolis kegiatan tahun 2014 Propinsi Jawa Timur,
yakni kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR), dan Bantuan Langsung Masyarakat –
Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi (BLM-PPMBK).
Bantuan secara simbolis kegiatan KBR diterimakan kepada Kelompok Tani Mugi
Raharjo, Ds. Sidodadi, Kab. Malang, dan Kelompok Tani Sumber Hasil, Desa
Pesanggrahan, Kota Batu, sementara BLM-PPMBK diterimakan kepada Kelompok Tani
Karya Tani, Desa Pagersari, Ngantang, Kab. Malang. Masing-masing lima puluh
juta rupiah. Dana KBR ini dimaksudkan
untuk membuat persemaian dengan hasil produksi bibit minimal 40.000 batang.
Sedangkan, dana PPMBK dimaksudkan untuk kegiatan konservasi lahan dan aneka
usaha tani, peternakan, dan sebagainya.
Selain penyerahan bantuan,
dilaksanakan pula penyerahan bibit secara simbolis yang pada kesempatan itu
diberikan kepada perwakilan Darma Wanita Batu, SMKN 2 Batu. Kemudian
dilanjutkan dengan pemberian nama satwa dan pengenaan cincin identifikasi
satwa. Satwa yang dinamai itu adalah seekor kasturi raja (dinamai: Pengeran),
dan seekor merak jawa (dinamai: Pertiwi). (doni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar