Sastrawan asal Sumenep, Zawawi Imron ikut meramaikan acara tasyakuran memperingati Hari Jadi Kota Batu ke-13 di Balai Kota, Kamis (16/10/2014) malam. Sastrawan yang dikenal dengan sebutan Clurit Emas itu akan membawakan puisi Tanah Sajadah.
Puisi Tanah Sajadah dibuat 16 tahun lalu saat menjelang reformasi. Kondisi bangsa Indonesia saat itu mengalami keguncangan disegala bidang. Kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan rendah, ekonomi guncang, iklim politik tak menentu.
“Puisi itu berisi tentang bagaimana kita mencintai Tanah Air.
Bersama-sama mewujudkan persatuan dan kesatuan. Tanpa persatuan dan kesatuan, bagaimana kita dihormati orang luar?” ujar Nawawi yang saat ini sudah menginjak umur 77 tahun.
Ia akan membacakan dihadapan para tokoh lintas agama, jajaran pimpinan daerah, para budayawan, serta masyarakat Kota Batu.
Ia berharap, dengan bertambahnya umur kota ini, warganya bisa mensyukuri nikmatnya sebagai Bangsa Indonesia.
“Kita makan, minum, bernafas, sujud di bumi Indonesia. Tidak ada alasan untuk tidak cinta Tanah Air. Hari Jadi Kota Batu kita harus mengingat sejarahnya,” katanya.
Agar kota ini ke depan lebih baik, maka semua elemen harus kerja keras, membangun harapan dengan optimistis disertai dengan tatanan rasional, yakni konsep kemanusian yang tidak melanggar hukum.
“Saya ingin nilai-nilai dari Batu bisa dibawa oleh turis saat pulang nanti. Batuku tercinta, jejakku ku tinggal di sini,” ujarnya berpuisi.
Zawawi merupakan salah satu sastrawan Indonesia terkenal. Selama hidupnya sudah menghasilkan ribuan puisi. Kini, puisi-puisi itu ia bukukan sebanyak 16 buku yang diterbitkan. Tahun 2012, Zawawi mendapat hadiah penulisan sastra Asia Tenggara.(source: tribunnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar