Menteri Kehutanan dan Menko Perekonomian mengunjungi Kota Batu


(Foto: Daniel/ Humas)
BATU (20/1) - Pemerintah Kota Batu dengan visinya untuk menjadi sentra pertanian organik berbasis kepariwisataan internasional akan siap dan terus mendukung pihak yang mempunyai kepedulian terhadap pengembangan kepariwisataan di Kota Batu. Termasuk salah satunya adalah pihak Jawa Timur Park Group. Hal itu disampaikan Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso, dalam sambutannya ketika menyambut kunjungan rombongan Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan dan Menko Perekonomian, Hatta Rajasa di Lembaga Konservasi Jawa Timur Park, kemarin siang tanggal 20 Januari 2014.

Rombongan disambut di Agritek dan kemudian beranjak ke Café Daun, Jatim Park 2, Batu. Hadir pula dalam rombongan tersebut beberapa anggota DPR RI.

Dalam sambutannya itu pula Wakil Walikota Batu menyampaikan bahwa kepariwisataan di Kota Batu akan terus dikembangkan dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kelestariannya. Salah satu rencana pengembangannya  yang mana hal ini dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak JTP Group adalah pengembangan desa wisata Kungkuk, dan desa wisata-desa wisata lainnya. Masing-masing desa wisata akan dikembangkan dengan kekhasannya masing-masing, yang tidak akan kalah dengan obyek wisata luar negeri. Rencana pengembangan selanjutnya yang juga akan melibatkan JTP Group di antaranya taman bunga (Pandanrejo, Bumiaji), Dino Park (Beji), Asian Culture Park, Museum Transportasi. Hal ini mengacu pada komitmen Kota Batu untuk menjadi Kota wisata berbasis Kepariwisataan Internasional. Mengenai permasalahan infrastruktur khususnya jalan dan transportasi yang mengikuti efek makin berkembangnya kepariwisataan, akan diupayakan untuk mengatasinya, dan saat ini sedang dibahas mengenai pengembangan pengelolaan bandara Abdulrahman Saleh oleh pihak Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu untuk mengatasi permasalahan transportasi. Terkait dengan pengembangan jalan di Kota Batu, masih terkendala karena sebagian besar lahan yang diperlukan berupa hutan. Oleh karena itu diharapkan kerjasama dan dukungan dari pihak Kementerian Kehutanan dalam upaya mengatasi permasalahan Kota Batu tersebut.

Terhadap upaya pengembangan kepariwisataan di Kota Batu, khususnya pengembangan Lembaga Konservasi Jawa Timur Park, pihak Kementerian Kehutanan memberikan respon positif karena pemeliharaan terhadap satwa yang bagus, serta penataan tempat yang menarik. Kementerian berharap agar pemeliharaan satwa tetap dan selalu memperhatikan kaidah-
kaidah. Ditekankan bahwa satwa-satwa yang dilindungi adalah milik Negara meskipun pemeliharaannya dilakukan oleh orang per orang atau pun lembaga konservasi. Dengan kenyataan seperti itu, bilamana satwa tidak diperlakukan tidak semestinya, tidak sesuai kaidah, Negara berhak untuk mengambil alih satwa yang dipelihara tersebut untuk dipindah ke lembaga konservasi lain. Di akhir sambutan, Menteri Kehutanan berharap Lembaga Konservasi Jawa Timur Park bisa terus berkembang sehingga bisa benar-benar menjadi sarana hiburan, edukasi, serta pelestarian satwa-satwa.

Di sela acara kunjungan tersebut, diserahkan bantuan secara simbolis kegiatan tahun 2014 Propinsi Jawa Timur, yakni kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR), dan Bantuan Langsung Masyarakat – Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi (BLM-PPMBK). Bantuan secara simbolis kegiatan KBR diterimakan kepada Kelompok Tani Mugi Raharjo, Ds. Sidodadi, Kab. Malang, dan Kelompok Tani Sumber Hasil, Desa Pesanggrahan, Kota Batu, sementara BLM-PPMBK diterimakan kepada Kelompok Tani Karya Tani, Desa Pagersari, Ngantang, Kab. Malang. Masing-masing lima puluh juta rupiah.  Dana KBR ini dimaksudkan untuk membuat persemaian dengan hasil produksi bibit minimal 40.000 batang. Sedangkan, dana PPMBK dimaksudkan untuk kegiatan konservasi lahan dan aneka usaha tani, peternakan, dan sebagainya.
Selain penyerahan bantuan, dilaksanakan pula penyerahan bibit secara simbolis yang pada kesempatan itu diberikan kepada perwakilan Darma Wanita Batu, SMKN 2 Batu. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian nama satwa dan pengenaan cincin identifikasi satwa. Satwa yang dinamai itu adalah seekor kasturi raja (dinamai: Pengeran), dan seekor merak jawa (dinamai: Pertiwi). (doni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar