Warga Sumber Air Umbul Gemulo Mendatangi Balaikota Batu

Demonstrasi Warga meminta Pemkot Batu mencabut IMB Rayja (Foto: Doni/Humas)

Batu – (23/01) Sejumlah warga Kota Batu menggelar aksi demonstrasi di depan Balaikota Batu, Kamis (23/01/2014). Aksi tersebut digelar untuk menuntut Pemkot Batu segera menyelesaikan kasus Sumber Air Umbul Gemulo. Mereka menuntut Pemkot Batu mencabut IMB Pembangunan hotel The Rayja, karena pembangunannya dinilai bisa merusak lingkungan. Mereka kawatir mengenai ketersediaan air di Kota Batu di masa mendatang, khususnya bagi para pengguna sumber Umbul Gemulo.
Para pendemo menyampaikan bahwa mereka tidak menentang program pembangunan Kota Batu menjadi kota wisata. Mereka menentang pengrusakan lingkungan dengan dalih pembangunan Kota Batu untuk menjadi kota wisata.
Warga yang tergabung dalam aksi demosntrasi tersebut mengatasnamakan diri Forum Masyarakat Peduli Mata Air (FMPMA). Terlihat juga adanya dukungan dari beberapa unsur dalam aksi demonstrasi warga ini, yakni MCW, Walhi Jawa Timur, Walhi Nasional, Omah Munir, dan beberapa aktivis mahasiswa. Aksi yang dilakukan ini mengacu pada rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, WALHI Pusat, MCW, dan Ombusdman.
Selain menyuarakan orasi dan aksi teatrikal, warga Batu ini juga membentangkan poster yang bertuliskan "Walikota Batu Tidak Bijak, Kami Tidak Bayar Pajak, "Bumi Batu Bukan Untuk Perusak Lingkungan", serta poster lainnya. "Kami akan tetap berjuang untuk memperjuangkan sumber Umbul Gemulo. Kita akan tetap bersemangat," kata salah satu warga dalam orasinya.
Menurut warga, selama ini warga sudah beberapa kali menggelar aksi. Namun hingga kini tak ada tindak lanjut dari Pemkot Batu untuk melakukan perlindungan pada Sumber Umbul Gemulo. Bahkan Pemkot Batu dinilai lebih memihak pada investor untuk membangun The Rayja.
Pemkot dinilai lebih menyejahterakan pengusaha daripada masyarakat. "Mestinya hati nurani pejabat Pemkot Batu bisa terketuk melihat perjuangan kami. Padahal hidup warga Batu tergantung keberadaan Sumber Umbul Gemulo. Pemkot Batu tidak punya hati nurani," ucapnya.
Aksi warga ini mendapatkan pengawalan dari petugas kepolisian. Bahkan Balaikota Batu dilindungi oleh pagar kawat. Meski nampaknya ada banyak petugas keamanan yang bersiap-siap di sekitar warga, masih terlihat adanya keramahan antara warga dan petugas. Di beberapa tempat malah terlihat ada warga yang mengobrol dan bercanda dengan petugas yang berjaga. Di tengah aksi demonstrasi, tetap terjaga suasana demo damai.
Selama perwakilan pendemo masuk ke dalam lingkungan balai kota untuk berbicara dengan pihak Pemkot di Panderman, warga yang ada di luar pagar menggelar istiqozah. Dilanjutkan dengan makan tumpeng yang dibawa oleh warga.
Akhirnya Wakil Walikota Batu Punjul Santoso menemui aksi warga, mohon maaf sebelumnya karena Bapak Walikota sedang melakukan ibadah umroh jadi saya yang mewakili beliau menemui semua warga yang silaturahmi kesini,“, ujarnya. Dan diwakili oleh Kabag Humas, Sinal Abidin, Pemerintah Kota Batu menyatakan, “Pemerintah Kota Batu sebenarnya telah menghentikan pembangunan The Rayja di Desa Bulukerto – Bumiaji sejak 21 Juni 2012 yang lalu ditegaskan  dengan surat Sekretaris Daerah”.Terkait  IMB The Rayja, “mengacu pada Perda Kota Batu Nomor 4 Tahun 2011, pasal 30 ayat (1), IMB dicabut bilamana kelengkapan persyaratan ijin yanbg diajukan pemohon dan keterangan pemohon ternyata kemudian dinyatakan tidak benar oleh putusan pengadilan.“, tambahnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Nasional WALHI, Abetnego Tarigan yang ikut berbaur bersama massa menginggatkan massa perjuangan warga menuntut kejelasan atas kasus sumber mata air gemulo agar tidak ada sikap anarkhis dan kekerasan apapun, karena perjuangan tidak pernah menghalalkan suatu bentuk kekerasan dalam bentuk apapun.
Aksi warga yang digelar sejak sekitar pukul 8.30 itu pun akhirnya selesai dengan tertib dan damai pada tengah hari. Namun, di sepanjang jalan pulang, warga tetap menyuarakan tuntutannya dan berencana menggelar aksi berikutnya hingga tuntutan mereka dipenuhi.


(Yudha Ari Nurhamid, Andi Yuli Anggara, Yoannes Sumaryan doni, Hadi Wahyono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar